Minggu, 11 Mei 2014

Ketika Tuhan Menghadirkan Cinta Lewat Mimpi. #2 @christineffend1 & @septiancina

Pukul 06:00 Wib
Ah, aku kesiangan. Padahal aku pasang alarm jam lima, kenapa tidak berbunyi ya ? atau mungkin tangan ini mengambil jam wekernya, dan bukan bangun malah mematikannya. Aku harus segera ke kampus, ada mata kuliah di jam delapan. Tapi tidak mungkin aku ke sana dalam keadaan tidak mandi, apa kata dunia nanti orang sekeren aku ketahuan tidak mandi. Hehe. Terpaksa kali ini mengantri, aku dapat giliran keempat, dan kira-kira jam tujuh aku baru mandi.

Setelah mengantri akhirnya bisa mandi juga. Dan segera berpakaian. Pagi ini tanpa ngopi terlebih dahulu, ‘ngopi di kampus aja deh’ pikirku. Masih ada waktu sekitar lima belas menit lagi menuju kampus, aku memutuskan untuk naik motor agar lebih cepat sampai.

Benar saja, suasana kampus yang sudah mulai berjubel dengan ratusan mahasiswa, membuatku agak kesulitan untuk mencari tempat parkir. Tempat parkir yang berada di samping kiri kampus sangat luas dan asri, namun tetap saja masih tidak cukup untuk menampung ratusan mahasiswa yang membawa motor. Kalau tidak karena terpaksa aku paling males menegndarai motor. Setelah lima menit berjibaku di sini akhirnya menemukan ruang untuk motorku.

Masih ada lima menit lagi untuk sampai ke lantai tiga, tetapi ketika aku membuka tas. Aku segera menepuk dahiku, bahwa ada yang tertinggal. Tugas mata kuliah pagi ini tertinggal di meja belajar. Ah, ada –ada saja pagi ini. Terpaksa aku tidak mengikuti mata kuliah pertama dan pergi ke kantin.

Suasana kamtin yang tidak begitu ramai pagi ini, hanya ada beberapa mahasiswa yang sedang sarapan sambil mengerjakan tugasnya, atau ada yang terpaksa bolo mata kuliah pertama seperti aku ini. Ketika sarapan aku hanya biasa meminum kopi dengan sebuah roti.

Memesan secangkir kopi dan meneyeruptmya sendirian. sejenak terbawa suasana yang ada di dalam mimpi. Melamun membayangkan hal tersebut. Aku hanya bingung mengapa dia ada di sana. Seorang gadis dengan matanya yang coklat, hidungnya yang mancung, serta bibirnya yang merah dan memiliki senyuman yang manis. Tidak mungkin aku jatuh cinta kepada seseorang yang belum pernah bertemu sekalipun.

 ‘ mungkinkah kamu gadis impianku, mungkinkah kamu akan menjadi nyata, bukan hanya menjadi bunga di setiap tidur-tidurku. Aku berharap bertemu kamu di kehidupan nyataku ‘

Rasanya ingin segera menyelesaikan kegiatan hari ini dan kembali ke kamar untuk segera tidur dan bertemu dengan kamu. Tetapi masih ada dua mata kuliah lagi dan tugas-tugas yang harus aku selesaikan. Hari ini ada tugas kelompok yang harus dikumpulkan dua hari lagi.

Pukul 08:30 wib
Mata kuliah kedua dimulai jam delapan empat puluh lima menit. Kubayar kopi dan sepotong roti yang sudah kuhabiskan.  Besiap menerima pelajaran lagi. Dengan langkah yang kupaksakan agar tetap semangat untuk mengikuti mata kuliah kedua. Begitu tiba di depan pintu kelas, ada tatapan heran dari teman-teman, mungkin mereka baru pertama kali melihat aku bolos kuliah, dan Bimo menyapaku.
“ Hei, yan. Tumben ? “ Sapanya
“ Iya, kesiangan nih. “
“ Kenapa ? Sakit? “ Tanyanya lagi dengan penuh ke’kepo’annya.
“ Gue gpp kok, Bim. “ Jelasku dan tersenyum.

Biasanya walaupun mata kuliah dengan dosen killer atau yang susah sekalipun aku selalu mengusahakan untuk masuk. Masih ada waktu lima menit lagi sebelum kelas dimulai. Tidak lama dosen masuk, beliau tanpa kalimat basa-basi langsung saja memberikan pelajaran. Ini adalah salah satu maya kuliah favoritku, aljabar.
Satu setengah sudah aku duduk di bangku yang hanya pas dibadan, lumayan pegel. Selesai sudah mata kuliah ini, aku segera bergegas ke kantin. Bimo menghampiriku ketika aku sedang menyantap makan siangku. Dia adalah teman satu kost-an juga, kamar kami bersebelahan.
“ Hei, Yan. Jam 3 jangan lupa ya ! “ Dia mengingatkanku.
“ Oke. Sip. “
“ Yan, bareng dong naik motornya. Motor gue lagi ngadat. “
“ Iya iya, di rumah si Dina kan ? “ Tanyaku
“ Yup. Sip ya. “

Akhirnya selesai sudah kuliah hari ini, lalu aku dan Bimo ke rumah Dina untuk menyelesaikan tugas kelompok terlebih dahulu sebelum semuanya berakhir dengan baik. Setelah itu, saatnya kembali ke kost-an. Tiba di sini, langsung saja mandi, berganti pakaian serta berbaring untuk merelaksasikan badan, pikiran dan otak yang terpakai lalu perut mulai menyanyikan lagu dengan nada sumbangnya, aku bergegas ke dapur untuk memasak mie.

Sangat asyik ketika menikmati semangkuk mie rebus dengan telor beserta cabe rawit dan sedikit nasi untuk mengganjal perut sambil menonton siaran bola di televisi dan tentunya membayangkan sosok gadis di mimpiku. ‘Huft, andai saja kamu itu nyata, sayangnya ?’
Hidup berawal dari mimpi, akankah kamu terus mengikuti mimpimu atau berusaha mewujudkannya di kehidupan nyata ? Kalau aku tentu saja ingin. Aku rasa aku jatuh cinta kepadanya dan berharap bertemu di kehidupan nyata. I hope so.

Segera mencoba untuk terlelap setelah makan. Tidak lama setelah aku merebahkan badan di kasur, aku sudah berada di dunia mimpi. Berada di dalam mimpi yang sama. Ada seorang gadis cantik sedang dudu mengenakan gaun putih serta mahkota bunga dan novel di genggamannya. Rasaanya ingin sekali aku menghampirinya namun apa daya aku tak bisa. Mungkingkah aku tidak boleh mengenalnya.

Jam wekerku sudah berbunyi, dan sudah pukul lima pagi. Dan aku terjaga dari mimpiku sebelum tahu siapa namannya. Mungkinkah ini adalah cara-Mu Tuhan ? Menghadirkan cinta lewat sebuah mimpi ? bertemu dengan gadis yang sama, di tempat mimpi yang sama, dan selalu terjaga ketika ingin menanyakan namanya. Ataukah aku hanya boleh mengagumimu di dunia mimpi saja ?

Sepuluh hari berlalu.
Ya, ini adalah malam kesepuluh, malam yang selalu kunantikan. Sebab hanya di dunia mimpi aku dapat bertemu dengan dirimu. Semoga malam ini aku dapat bertemu dengan dirimu dan menanyakan siapa namamu ? Kembali terlelap, dan berada di tempat yang sama. Aku duduk di bangku yang biasa kamu duduki, namun mengapa kamu malam ini tidak hadir dimimpiku ? aku kecewa, tertunduk lemas, mencoba meninggalkan bangku itu dengan langkah gontai. Tetapi baru beberapa langkah meninggalkan tempat itu, kamu datang dari arah berlawanan tepat di hadapanku. Kamu mengenakan dress selutut berwarna pink dan novel “seven request” di tanganmu. Aku tersenyum dan kamu membalasnya. Tak mampu berkata-kata setelah itu, dan teringat ini adalah kesempatan terakhir untukku. Kuberikan tangan kananku untuk memulai perkenalan terlebih dahulu dan  kusebut namaku, “Ian” dia membalas jabatan tanganku dan berkata “ Aira “

Aira, nama yang sangat indah sesuai dengan wajahnya yang mengagumkan. Dan terdengar suara dentuman yang sangat keras, ternyata aku terjatuh dari tempat tidurku. Setelah terjaga aku tidak dapat melanjutkan tidur, maka menuliskan beberapa kalimat untuknya, semoga kamu dapat melihatnya dari dunia mimpi.

Aku mencintai setiap ilustrasi tentang dirimu. Hadir di setiap imajinasiku yang gila. Aku selalu mendambakan ilusi-ilusi tentangmu. Di dalam dunia fiktifku yang liar. Aku tidak pernah tahu apakah ini, Cara Tuhan mempertemukan kita. Menghadirkan cinta lewat sebuah mimpi. Dan berharap akan menjadi nyata

Lima bulan sudah setelah aku mengetahui namamu, kamu tidak pernah lagi ada di mimpi-mimpiku. Kemanakah Dirimu ? Mungkinkah benar apa yang dikatakan oleh banyak orang, kalau mimpi itu hanyalah seskedar bunga tidur ? Aku haus kembali ke kehidupan normalku sebagai mahasiswa matematika yang mencintai sastra. Dan pagi ini adalah hari pertama kami para senior untuk mengeorientasikan ade-ade junor kami alias mahasiswa baru. Aku bertugas di tempat daftar ulang. Pagi- pagi sekali sudah berada di kampus dan mempersiapkan segalanya. Untungnya aku mempunyai seabreg kegiatan yang membuat lupa akan gadis itu.

20 Agustus 2013
Mahasiswa-mahasiwa baru sudah mulai berdatangan. Kami sudah siap dengan tugas masng-masing. Ketika aku melihat daftar nama dan melihat sebuah nama ‘Aira Dewi Prameswari‘ kembali teringat akan gadis itu. Dan benar saja ketika mahasiswi bernama Aira itu berada dihadapanku, aku sedikit grogi, karena Aira benar-benar mirip dengan kamu, gadis pujaanku. Postur tubuh, mata, bahasa tubuh dan nama yang sama serta sebuah novel dengan judul yang sama. Aira yang ada dihadapanku adalah kamu, kamu sekarang nyata buatku. Tuhan, inikah jawaban dari setiap doa-doa yang kupanjatkan. Inikah cinta yang Kau hadirkan di mimpi danakan berakhir indah di kehidupan nyata ?

Setetlah hari itu, aku hanya menjadi penggum rahasiamu. Tidak punya keberanian untuk mengetahui tentang dirimu secara langsung. Hari demi hari yang kulakukan hanya menunggu oinformasi dari Bimo. Dia adalah mahasiswa yang cukup supel diabndingkan aku. Dia selalu mencari tahhu tentang Aira untukku. Setiap hari selalu ad saja info yang diberikan. Mulai dari status,  jurusan kuliah, makanan favorit sampai tahu tempat nongkrongnya Aira dimana.

Tapi entah mengapa aku tidak pernah berani menyapanya setelah pertemuan pertama kami kala itu. Aira adalah mahasiswi jurusan sastra Indonesia, pantas saja dia begitu menyukai novel, dan cocok denganku yang juga begitu mencintai sastra. Dan lagi-lagi sebuah puisi tertulis untuknya

Aku hanya ingin aku adalah hitam
Dan kamu adalah putih
Seperti sebuah keselarasan dalam hidup
Seperti lirik dan syair, pujangga dan bintang, kertas dan pena
Sketsa dirimu bagai sebuah fatamorgana
Yang terlukiskan hanya dengan tinta hitam dan putih
Aku hanya seorang pengagummu
Yang tidak pernah terlihat sempurna dimatamu
Yang begitu mencintaimu dengan cara tersendiri
Aneh dan tanpa logika


Jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan. Dan ini adalah bulan kesepuluh dalam kekaguman sendiri. Aku rasa cukup untuk mengetahui siapa kamu yang sebenarnya. Hari ini aku mendapatkan nomor teleponnya dan besok adalah hari ulangtahunnnya. Ini adalah sebuah kesempatan besar untuk memulainya. Semua tidak lepas dari jasa Bimo, dan dia tidak pernah meminta apapun dariku. Siang ini aku traktir Bimo makan di kantin. Dan terdengar sebuah lagu dari radio dan aku tersenyum bahagia. 

Kurasa ku tllah jatuh cinta, pada pandangan yang pertama, sulit bagiku untuk bisa, berhenti mengagumi dirinya

Belom baca part pertama? Silahkan klik disini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar