Pukul 06:00 Wib
Ah,
aku kesiangan. Padahal aku pasang alarm jam lima, kenapa tidak berbunyi ya ?
atau mungkin tangan ini mengambil jam wekernya, dan bukan bangun malah
mematikannya. Aku harus segera ke kampus, ada mata kuliah di jam delapan. Tapi
tidak mungkin aku ke sana dalam keadaan tidak mandi, apa kata dunia nanti orang
sekeren aku ketahuan tidak mandi. Hehe. Terpaksa kali ini mengantri, aku dapat
giliran keempat, dan kira-kira jam tujuh aku baru mandi.
Setelah
mengantri akhirnya bisa mandi juga. Dan segera berpakaian. Pagi ini tanpa ngopi
terlebih dahulu, ‘ngopi di kampus aja deh’ pikirku. Masih ada waktu sekitar
lima belas menit lagi menuju kampus, aku memutuskan untuk naik motor agar lebih
cepat sampai.
Benar
saja, suasana kampus yang sudah mulai berjubel dengan ratusan mahasiswa,
membuatku agak kesulitan untuk mencari tempat parkir. Tempat parkir yang berada
di samping kiri kampus sangat luas dan asri, namun tetap saja masih tidak cukup
untuk menampung ratusan mahasiswa yang membawa motor. Kalau tidak karena
terpaksa aku paling males menegndarai motor. Setelah lima menit berjibaku di
sini akhirnya menemukan ruang untuk motorku.
Masih
ada lima menit lagi untuk sampai ke lantai tiga, tetapi ketika aku membuka tas.
Aku segera menepuk dahiku, bahwa ada yang tertinggal. Tugas mata kuliah pagi
ini tertinggal di meja belajar. Ah, ada –ada saja pagi ini. Terpaksa aku tidak
mengikuti mata kuliah pertama dan pergi ke kantin.
Suasana
kamtin yang tidak begitu ramai pagi ini, hanya ada beberapa mahasiswa yang
sedang sarapan sambil mengerjakan tugasnya, atau ada yang terpaksa bolo mata
kuliah pertama seperti aku ini. Ketika sarapan aku hanya biasa meminum kopi
dengan sebuah roti.
Memesan
secangkir kopi dan meneyeruptmya sendirian. sejenak terbawa suasana yang ada di
dalam mimpi. Melamun membayangkan hal tersebut. Aku hanya bingung mengapa dia
ada di sana. Seorang gadis dengan matanya yang coklat, hidungnya yang mancung,
serta bibirnya yang merah dan memiliki senyuman yang manis. Tidak mungkin aku
jatuh cinta kepada seseorang yang belum pernah bertemu sekalipun.
‘ mungkinkah kamu gadis impianku, mungkinkah
kamu akan menjadi nyata, bukan hanya menjadi bunga di setiap tidur-tidurku. Aku
berharap bertemu kamu di kehidupan nyataku ‘
Rasanya
ingin segera menyelesaikan kegiatan hari ini dan kembali ke kamar untuk segera
tidur dan bertemu dengan kamu. Tetapi masih ada dua mata kuliah lagi dan
tugas-tugas yang harus aku selesaikan. Hari ini ada tugas kelompok yang harus
dikumpulkan dua hari lagi.
Pukul 08:30 wib
Mata
kuliah kedua dimulai jam delapan empat puluh lima menit. Kubayar kopi dan
sepotong roti yang sudah kuhabiskan.
Besiap menerima pelajaran lagi. Dengan langkah yang kupaksakan agar
tetap semangat untuk mengikuti mata kuliah kedua. Begitu tiba di depan pintu
kelas, ada tatapan heran dari teman-teman, mungkin mereka baru pertama kali
melihat aku bolos kuliah, dan Bimo menyapaku.
“
Hei, yan. Tumben ? “ Sapanya
“
Iya, kesiangan nih. “
“
Kenapa ? Sakit? “ Tanyanya lagi dengan penuh ke’kepo’annya.
“
Gue gpp kok, Bim. “ Jelasku dan tersenyum.
Biasanya
walaupun mata kuliah dengan dosen killer atau yang susah sekalipun aku selalu
mengusahakan untuk masuk. Masih ada waktu lima menit lagi sebelum kelas
dimulai. Tidak lama dosen masuk, beliau tanpa kalimat basa-basi langsung saja
memberikan pelajaran. Ini adalah salah satu maya kuliah favoritku, aljabar.
Satu
setengah sudah aku duduk di bangku yang hanya pas dibadan, lumayan pegel.
Selesai sudah mata kuliah ini, aku segera bergegas ke kantin. Bimo
menghampiriku ketika aku sedang menyantap makan siangku. Dia adalah teman satu
kost-an juga, kamar kami bersebelahan.
“
Hei, Yan. Jam 3 jangan lupa ya ! “ Dia mengingatkanku.
“
Oke. Sip. “
“
Yan, bareng dong naik motornya. Motor gue lagi ngadat. “
“
Iya iya, di rumah si Dina kan ? “ Tanyaku
“
Yup. Sip ya. “
Akhirnya
selesai sudah kuliah hari ini, lalu aku dan Bimo ke rumah Dina untuk
menyelesaikan tugas kelompok terlebih dahulu sebelum semuanya berakhir dengan
baik. Setelah itu, saatnya kembali ke kost-an. Tiba di sini, langsung saja
mandi, berganti pakaian serta berbaring untuk merelaksasikan badan, pikiran dan
otak yang terpakai lalu perut mulai menyanyikan lagu dengan nada sumbangnya,
aku bergegas ke dapur untuk memasak mie.
Sangat
asyik ketika menikmati semangkuk mie rebus dengan telor beserta cabe rawit dan
sedikit nasi untuk mengganjal perut sambil menonton siaran bola di televisi dan
tentunya membayangkan sosok gadis di mimpiku. ‘Huft, andai saja kamu itu nyata, sayangnya ?’
Hidup berawal dari
mimpi, akankah kamu terus mengikuti mimpimu atau berusaha mewujudkannya di
kehidupan nyata ? Kalau aku tentu saja ingin.
Aku rasa aku jatuh cinta kepadanya dan berharap bertemu di kehidupan nyata. I
hope so.
Segera
mencoba untuk terlelap setelah makan. Tidak lama setelah aku merebahkan badan
di kasur, aku sudah berada di dunia mimpi. Berada di dalam mimpi yang sama. Ada
seorang gadis cantik sedang dudu mengenakan gaun putih serta mahkota bunga dan
novel di genggamannya. Rasaanya ingin sekali aku menghampirinya namun apa daya
aku tak bisa. Mungkingkah aku tidak boleh mengenalnya.
Jam
wekerku sudah berbunyi, dan sudah pukul lima pagi. Dan aku terjaga dari mimpiku
sebelum tahu siapa namannya. Mungkinkah
ini adalah cara-Mu Tuhan ? Menghadirkan cinta lewat sebuah mimpi ? bertemu
dengan gadis yang sama, di tempat mimpi yang sama, dan selalu terjaga ketika
ingin menanyakan namanya. Ataukah aku hanya boleh mengagumimu di dunia mimpi
saja ?
Sepuluh hari berlalu.
Ya,
ini adalah malam kesepuluh, malam yang selalu kunantikan. Sebab hanya di dunia
mimpi aku dapat bertemu dengan dirimu. Semoga malam ini aku dapat bertemu
dengan dirimu dan menanyakan siapa namamu ? Kembali terlelap, dan berada di
tempat yang sama. Aku duduk di bangku yang biasa kamu duduki, namun mengapa
kamu malam ini tidak hadir dimimpiku ? aku kecewa, tertunduk lemas, mencoba
meninggalkan bangku itu dengan langkah gontai. Tetapi baru beberapa langkah
meninggalkan tempat itu, kamu datang dari arah berlawanan tepat di hadapanku.
Kamu mengenakan dress selutut berwarna pink dan novel “seven request” di
tanganmu. Aku tersenyum dan kamu membalasnya. Tak mampu berkata-kata setelah
itu, dan teringat ini adalah kesempatan terakhir untukku. Kuberikan tangan
kananku untuk memulai perkenalan terlebih dahulu dan kusebut namaku, “Ian” dia membalas jabatan
tanganku dan berkata “ Aira “
Aira,
nama yang sangat indah sesuai dengan wajahnya yang mengagumkan. Dan terdengar
suara dentuman yang sangat keras, ternyata aku terjatuh dari tempat tidurku.
Setelah terjaga aku tidak dapat melanjutkan tidur, maka menuliskan beberapa
kalimat untuknya, semoga kamu dapat melihatnya dari dunia mimpi.
Aku
mencintai setiap ilustrasi tentang dirimu. Hadir di setiap imajinasiku yang gila. Aku selalu
mendambakan ilusi-ilusi tentangmu.
Di
dalam dunia fiktifku yang liar.
Aku tidak pernah tahu apakah ini, Cara Tuhan mempertemukan kita. Menghadirkan
cinta lewat sebuah mimpi. Dan berharap akan menjadi nyata
Lima
bulan sudah setelah aku mengetahui namamu, kamu tidak pernah lagi ada di
mimpi-mimpiku. Kemanakah Dirimu ? Mungkinkah benar apa yang dikatakan oleh
banyak orang, kalau mimpi itu hanyalah seskedar bunga tidur ? Aku haus kembali
ke kehidupan normalku sebagai mahasiswa matematika yang mencintai sastra. Dan
pagi ini adalah hari pertama kami para senior untuk mengeorientasikan ade-ade
junor kami alias mahasiswa baru. Aku bertugas di tempat daftar ulang. Pagi-
pagi sekali sudah berada di kampus dan mempersiapkan segalanya. Untungnya aku
mempunyai seabreg kegiatan yang membuat lupa akan gadis itu.
20 Agustus 2013
Mahasiswa-mahasiwa
baru sudah mulai berdatangan. Kami sudah siap dengan tugas masng-masing.
Ketika aku melihat daftar nama dan melihat sebuah nama ‘Aira Dewi Prameswari‘
kembali teringat akan gadis itu. Dan benar saja ketika mahasiswi bernama Aira
itu berada dihadapanku, aku sedikit grogi, karena Aira benar-benar mirip dengan
kamu, gadis pujaanku. Postur tubuh, mata, bahasa tubuh dan nama yang sama serta
sebuah novel dengan judul yang sama. Aira yang ada dihadapanku adalah kamu,
kamu sekarang nyata buatku. Tuhan, inikah jawaban dari setiap doa-doa yang
kupanjatkan. Inikah cinta yang Kau hadirkan di mimpi danakan berakhir indah di
kehidupan nyata ?
Setetlah
hari itu, aku hanya menjadi penggum rahasiamu. Tidak punya keberanian untuk
mengetahui tentang dirimu secara langsung. Hari demi hari yang kulakukan hanya
menunggu oinformasi dari Bimo. Dia adalah mahasiswa yang cukup supel
diabndingkan aku. Dia selalu mencari tahhu tentang Aira untukku. Setiap hari
selalu ad saja info yang diberikan. Mulai dari status, jurusan kuliah, makanan favorit sampai tahu
tempat nongkrongnya Aira dimana.
Tapi
entah mengapa aku tidak pernah berani menyapanya setelah pertemuan pertama kami
kala itu. Aira adalah mahasiswi jurusan sastra Indonesia, pantas saja dia
begitu menyukai novel, dan cocok denganku yang juga begitu mencintai sastra.
Dan lagi-lagi sebuah puisi tertulis untuknya
Aku hanya
ingin aku adalah hitam
Dan kamu
adalah putih
Seperti
sebuah keselarasan dalam hidup
Seperti
lirik dan syair, pujangga dan bintang, kertas dan pena
Sketsa
dirimu bagai sebuah fatamorgana
Yang
terlukiskan hanya dengan tinta hitam dan putih
Aku hanya
seorang pengagummu
Yang tidak
pernah terlihat sempurna dimatamu
Yang begitu mencintaimu
dengan cara tersendiri
Aneh dan
tanpa logika
Jam
demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan. Dan ini adalah bulan kesepuluh
dalam kekaguman sendiri. Aku rasa cukup untuk mengetahui siapa kamu yang
sebenarnya. Hari ini aku mendapatkan nomor teleponnya dan besok adalah hari
ulangtahunnnya. Ini adalah sebuah kesempatan besar untuk memulainya. Semua
tidak lepas dari jasa Bimo, dan dia tidak pernah meminta apapun dariku. Siang
ini aku traktir Bimo makan di kantin. Dan terdengar sebuah lagu dari radio dan
aku tersenyum bahagia.
‘Kurasa ku tllah
jatuh cinta, pada pandangan yang pertama, sulit bagiku untuk bisa, berhenti
mengagumi dirinya’
Belom baca part pertama? Silahkan klik disini.
Belom baca part pertama? Silahkan klik disini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar