Rabu, 16 April 2014

Bahagiaku adalah mereka.



Pagi ini adalah pengumuman kelulusan di sekolahku , dan aku berharap nilaiku memuaskan agar ayah menepati janjinya untuk memperbolehkan aku dan teman-temanku liburan di Bali. Dengan penuh semangat aku berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, aku langsung disoraki teman-teman. Aku bingung karena baru datang dan tak tau apa-apa. Setelah aku melihat papan pengumuman, ternyata aku mendapat nilai terbaik di sekolah. Sungguh kebahagiaan yang luar biasa mengingat usahaku selama 2 bulan terakhir terbayar lunas. Dan tentunya sebuah kebahagiaan juga karena aku akan diizinkan untuk liburan ke Bali. Yey!

Setelah puas melihat hasil ujian, aku berkumpul dengan teman-teman, Hilman, Pras, Salsa, dan Lita. Mereka adalah sahabatku sejak di SMP yang kini walau sudah 3 tahun terpisah sejak lulus SMP tetap sering bermain bersama. Dan mereka adalah teman-teman yang akan berangkat ke Bali libur nanti bersamaku. Kami saling menceritakan hasil kelulusan tadi dan ternyata bukan cuma aku yang mendapat predikat sebagai siswa dengan nilai terbaik di sekolah. Hilman dan Pras juga merupakan siswa dengan nilai terbaik di sekolah mereka. Sedangkan Salsa dan Lita, meski tidak mendapat predikat siswa dengan nilai terbaik, tapi nilai mereka tidak kalah jauh dariku. Memang luar biasa memiliki teman-teman seperti mereka. Itulah yang membuat aku, selama 2 bulan terakhir fokus belajar.

Perpisahan sekolah telah berakhir, kini aku menunggu hari dimana aku akan berangkat dan bersenang-senang di Bali bersama sahabat-sahabatku tercinta. Betapa bahagianya menantikan hal itu akan terjadi sebentar lagi.

Hari itu tiba, aku segera mempersiapkan apa-apa saja yang perlu dibawa. Jam menunjukan pukul 15:24 dan itu artinya jam 16:00 kami harus sudah kumpul di bandara. Dengan diantar ayahku, aku menjemput Hilman yang kebetulan rumahnya dekat dengan rumahku. Dia yang sudah menunggu sedari tadi menelponku berkali-kali dan kujawab dengan kata yang sama “sabar sebentar lagi gue sampe”. Begitu sampai di rumah Hilman, dia sudah menunggu di depan rumah bersama ayah dan ibunya. Aku keluar dari mobil dan mengajaknya masuk sambil berpamitan pada orang tua Hilman.


Jam menunjukan pukul 15:47 dan aku masih terjebak macet di Jakarta. Karena teman-teman yang lain sudah sampai dan menunggu, aku memutuskan untuk jalan kaki bersama Hilman karena jarak ke bandara sudah tidak terlalu jauh. Dan ternyata keputusan itu tepat, 10 menit berjalan aku dan Hilman sampai di bandara. Disana Pras, Salsa, dan Lita sudah memasang wajah kesal.
“Lu berdua lama amat sih” Lita berkata dengan nada kesal.
“Ya maaf Lit, namanya juga Jakarta, macet” Hilman menjawab perkataan Lita.
“Yaudah intinya kita gak telat kan” kataku sambil cengengesan.

Dua setengah jam berselang, kami sampai di Bali. Mencari tempat penginapan yang cocok untuk kami berlima dan sampailah kami di sebuah penginapan yang lumayan besar dan nyaman untuk kami berlima. Setelah beristirahat sebentar, kami memutuskan untuk makan malam. Karena belum tau tempat makan disini, jadi kami masak apa yang kami bawa dari rumah. Sederhana memang, tapi sangat menyenangkan.

Malam semakin larut, bukannya tidur kami malah bermain kartu sampai pagi hingga akhirnya semua tidur dalam keadaan muka penuh bedak bekas main kartu. Hilman yang biasa bangun pagi membangunkan kami semua dan secara bergilir membersihkan badan. Siang datang, kami keluar untuk mencari tempat makan yang menarik. Dan disitu, Pras melihat sebuah tempat makan bernama Bumbu Nusantara. Kami duduk dan memesan makanan. Sambil menunggu, seperti biasa kami berceloteh riang dan seperti biasa, Pras membuat hal konyol yang bahkan membuat orang-orang yang melihatnya tertawa terbahak.

Makanan sampai dan kami makan dengan lahap sambil sesekali berbincang. Begitu makanan habis, kami tidak langsung kembali ke penginapan, tapi kami pergi menuju pantai. Ya, percuma rasanya kita ke Bali tanpa pergi ke pantai. Dengan suasana yang indah, kami menikmati sore sambil bercanda ria. Indahnya sunset menambah keceriaan hari ini. Hari yang tak mungkin bisa dilupakan olehku, oleh kita.

Puas bercanda di atas pasir dan melihat sunset, kami keliling mencari toko souvenir untuk kami bawa sebagai oleh-oleh untuk orang tua kami. Setengah jam berputar di daerah yang kami tak tau dimana, akhirnya ada satu tempat yang menarik perhatian kami. Kami segera masuk dan mencari buah tangan untuk orang tua di rumah. Dari baju, gelang, hingga pernak-pernik aneh pun kami bawa pulang.

Malam ini kami istirahat dengan cepat karena besok pagi kami harus segera meninggalkan Bali dan kembali menuju Jakarta. Walau hanya 3 hari disini, tapi ini adalah kebahagiaan yang selama ini aku cari. Bersama mereka, sahabat-sahabat terbaik aku menghabiskan libur terbaik yang pernah aku dapatkan.

*Blog post ini dibuat dalam rangka mengikut Proyek Menulis Letters of Happiness: Share your happiness with The Bay Bali & get discovered.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar