Pagi ini adalah pengumuman
kelulusan di sekolahku , dan aku berharap nilaiku memuaskan agar ayah menepati
janjinya untuk memperbolehkan aku dan teman-temanku liburan di Bali. Dengan penuh
semangat aku berangkat ke sekolah. Sesampainya di sekolah, aku langsung
disoraki teman-teman. Aku bingung karena baru datang dan tak tau apa-apa. Setelah
aku melihat papan pengumuman, ternyata aku mendapat nilai terbaik di sekolah. Sungguh
kebahagiaan yang luar biasa mengingat usahaku selama 2 bulan terakhir terbayar
lunas. Dan tentunya sebuah kebahagiaan juga karena aku akan diizinkan untuk
liburan ke Bali. Yey!
Setelah puas melihat hasil ujian,
aku berkumpul dengan teman-teman, Hilman, Pras, Salsa, dan Lita. Mereka adalah
sahabatku sejak di SMP yang kini walau sudah 3 tahun terpisah sejak lulus SMP
tetap sering bermain bersama. Dan mereka adalah teman-teman yang akan berangkat
ke Bali libur nanti bersamaku. Kami saling menceritakan hasil kelulusan tadi
dan ternyata bukan cuma aku yang mendapat predikat sebagai siswa dengan nilai
terbaik di sekolah. Hilman dan Pras juga merupakan siswa dengan nilai terbaik
di sekolah mereka. Sedangkan Salsa dan Lita, meski tidak mendapat predikat
siswa dengan nilai terbaik, tapi nilai mereka tidak kalah jauh dariku. Memang luar
biasa memiliki teman-teman seperti mereka. Itulah yang membuat aku, selama 2
bulan terakhir fokus belajar.
Hari itu tiba, aku segera
mempersiapkan apa-apa saja yang perlu dibawa. Jam menunjukan pukul 15:24 dan
itu artinya jam 16:00 kami harus sudah kumpul di bandara. Dengan diantar
ayahku, aku menjemput Hilman yang kebetulan rumahnya dekat dengan rumahku. Dia yang
sudah menunggu sedari tadi menelponku berkali-kali dan kujawab dengan kata yang
sama “sabar sebentar lagi gue sampe”. Begitu sampai di rumah Hilman, dia sudah
menunggu di depan rumah bersama ayah dan ibunya. Aku keluar dari mobil dan
mengajaknya masuk sambil berpamitan pada orang tua Hilman.
Jam menunjukan pukul 15:47 dan aku
masih terjebak macet di Jakarta. Karena teman-teman yang lain sudah sampai dan
menunggu, aku memutuskan untuk jalan kaki bersama Hilman karena jarak ke
bandara sudah tidak terlalu jauh. Dan ternyata keputusan itu tepat, 10 menit
berjalan aku dan Hilman sampai di bandara. Disana Pras, Salsa, dan Lita sudah
memasang wajah kesal.
“Lu berdua lama amat sih” Lita
berkata dengan nada kesal.
“Ya maaf Lit, namanya juga Jakarta,
macet” Hilman menjawab perkataan Lita.
“Yaudah intinya kita gak telat kan”
kataku sambil cengengesan.
Dua setengah jam berselang, kami
sampai di Bali. Mencari tempat penginapan yang cocok untuk kami berlima dan
sampailah kami di sebuah penginapan yang lumayan besar dan nyaman untuk kami
berlima. Setelah beristirahat sebentar, kami memutuskan untuk makan malam.
Karena belum tau tempat makan disini, jadi kami masak apa yang kami bawa dari
rumah. Sederhana memang, tapi sangat menyenangkan.
Malam semakin larut, bukannya tidur
kami malah bermain kartu sampai pagi hingga akhirnya semua tidur dalam keadaan
muka penuh bedak bekas main kartu. Hilman yang biasa bangun pagi membangunkan
kami semua dan secara bergilir membersihkan badan. Siang datang, kami keluar
untuk mencari tempat makan yang menarik. Dan disitu, Pras melihat sebuah tempat
makan bernama Bumbu Nusantara. Kami duduk dan memesan makanan. Sambil menunggu,
seperti biasa kami berceloteh riang dan seperti biasa, Pras membuat hal konyol
yang bahkan membuat orang-orang yang melihatnya tertawa terbahak.
Makanan sampai dan kami makan
dengan lahap sambil sesekali berbincang. Begitu makanan habis, kami tidak
langsung kembali ke penginapan, tapi kami pergi menuju pantai. Ya, percuma
rasanya kita ke Bali tanpa pergi ke pantai. Dengan suasana yang indah, kami
menikmati sore sambil bercanda ria. Indahnya sunset menambah keceriaan hari
ini. Hari yang tak mungkin bisa dilupakan olehku, oleh kita.
Puas bercanda di atas pasir dan
melihat sunset, kami keliling mencari toko souvenir untuk kami bawa sebagai
oleh-oleh untuk orang tua kami. Setengah jam berputar di daerah yang kami tak
tau dimana, akhirnya ada satu tempat yang menarik perhatian kami. Kami segera
masuk dan mencari buah tangan untuk orang tua di rumah. Dari baju, gelang,
hingga pernak-pernik aneh pun kami bawa pulang.
Malam ini kami istirahat dengan
cepat karena besok pagi kami harus segera meninggalkan Bali dan kembali menuju
Jakarta. Walau hanya 3 hari disini, tapi ini adalah kebahagiaan yang selama ini
aku cari. Bersama mereka, sahabat-sahabat terbaik aku menghabiskan libur
terbaik yang pernah aku dapatkan.
*Blog post ini dibuat dalam rangka mengikut Proyek Menulis Letters of Happiness: Share your happiness with The Bay Bali & get discovered.
*Blog post ini dibuat dalam rangka mengikut Proyek Menulis Letters of Happiness: Share your happiness with The Bay Bali & get discovered.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar