Seperti orang buta, gue jatuh cinta
tanpa bisa melihat apa-apa. Iya, gue hanya bisa lihat dia. Dia yang
bahkan tak pernah menghiraukan gue sama sekali. Diabaikan dan terus
diabaikan. Tapi gue terus bertahan. Sudah setahun gue bertahan, tapi tak
ada perubahan ke arah yang lebih baik. Semua semakin kelam. Semakin
menghitam hingga aku jatuh dan terus tersakiti. Dia selalu sibuk dengan
dunianya, iya dia sibuk dengan orang yang dia cintai. Beruntung sekali
orang itu bisa dicintai dia. Gue aja yang sudah selama ini cinta sama
dia gak dibales-bales cintanya. Gak adil ya? Hehe tapi inilah hidup.
Sekarang gue mulai sadar. Buat apa gue nunggu orang yang ternyata sia-sia? Selama ini gue cuma nunggu hal yang gak pasti dan akhirnya sia-sia. Gak dapet hasil apa-apa. Yang ada terus sakit hati. Tapi gue akui, baru kali ini gue jatuh cinta sedalam ini. Baru kali ini. Gue aja bingung kenapa harus sedalam ini gue cinta sama dia. Padahal masih banyak cewe yang jauh lebih cantik dari dia. Tapi buat gue cuma dia. Matanya itu yang bikin gue klepek-klepek. Sangat indah. Gue serasa ngeliat ada kehidupan lain disana. Saat gue natap matanya aja, gue berasa lagi di dunia khayal.
Semuanya gak berguna, gue hanya memperjuangkan kesia-siaan. Selama ini hanya sebuah kekosongan yang gue harapkan. Gak pernah nyata. Hanya mimpi yang tak pernah terwujud. Berbagai hal udah gue lakuin buat dapetin perhatian dari dia, tapi semua percuma. Gue bagaikan angin dimatanya. Iya, ada tapi gak terlihat. Sakit emang. Tapi guepun gak berhak buat marah.
Sekarang gue sadar, gue akan coba, coba sekuat tenaga untuk menghilangkan dia dari fikiran gue. Gue yakin itu akan sangat sulit. Tapi gue juga udah lelah terus seperti ini. Terus berada dalam mimpi yang tak pernah menjadi nyata. Sendiri menahan rasa sakit yang terus timbul dengan sendirinya. Gue yakin dia tetap bahagia walau gak ada gue, toh masih ada mereka yang selalu ada buat dia. Mereka yang siap membuat bibirmu tersenyum. Terimakasih atas segalanya. Terimakasih karna gue udah diberi kesempatan untuk mencintai.
Terimakasih udah bikin gue jadi manusia yang lebih baik. Terimakasih dan terimakasih. Gue sayang sama lu, tapi gue harus pergi. Selamat tinggal.
Sekarang gue mulai sadar. Buat apa gue nunggu orang yang ternyata sia-sia? Selama ini gue cuma nunggu hal yang gak pasti dan akhirnya sia-sia. Gak dapet hasil apa-apa. Yang ada terus sakit hati. Tapi gue akui, baru kali ini gue jatuh cinta sedalam ini. Baru kali ini. Gue aja bingung kenapa harus sedalam ini gue cinta sama dia. Padahal masih banyak cewe yang jauh lebih cantik dari dia. Tapi buat gue cuma dia. Matanya itu yang bikin gue klepek-klepek. Sangat indah. Gue serasa ngeliat ada kehidupan lain disana. Saat gue natap matanya aja, gue berasa lagi di dunia khayal.
Semuanya gak berguna, gue hanya memperjuangkan kesia-siaan. Selama ini hanya sebuah kekosongan yang gue harapkan. Gak pernah nyata. Hanya mimpi yang tak pernah terwujud. Berbagai hal udah gue lakuin buat dapetin perhatian dari dia, tapi semua percuma. Gue bagaikan angin dimatanya. Iya, ada tapi gak terlihat. Sakit emang. Tapi guepun gak berhak buat marah.
Sekarang gue sadar, gue akan coba, coba sekuat tenaga untuk menghilangkan dia dari fikiran gue. Gue yakin itu akan sangat sulit. Tapi gue juga udah lelah terus seperti ini. Terus berada dalam mimpi yang tak pernah menjadi nyata. Sendiri menahan rasa sakit yang terus timbul dengan sendirinya. Gue yakin dia tetap bahagia walau gak ada gue, toh masih ada mereka yang selalu ada buat dia. Mereka yang siap membuat bibirmu tersenyum. Terimakasih atas segalanya. Terimakasih karna gue udah diberi kesempatan untuk mencintai.
Terimakasih udah bikin gue jadi manusia yang lebih baik. Terimakasih dan terimakasih. Gue sayang sama lu, tapi gue harus pergi. Selamat tinggal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar