"Rian! Sekarang sudah jam berapa?! Cepat bersiap-siap! Kamu harus sekolah!", ibu mempeingatiku dengan tegas.
"Iya iya Bu!", jawabku sambil bergegas mandi.
Aku menggoes sepedaku dengan sangat cepat karena aku sudah hampir terlambat. Aku terus menggoes dengan kecepatan penuh sampai-sampai tubuhku penuh keringat.
"Maaf Pak, saya terlambat!", ucapku sambil terengah-engah.
"Kenapa kamu telat Rian?" tanya guruku.
"Aku kesiangan Pak, semalam aku habis membantu ibu." jawabku.
"Astaga, baiklah kamu boleh duduk, lain kali jangan terlambat kagi ya!"
"Iya Pak"
Aku segera menuju tempat dudukku sambil tak lupa melihat ke arah Leni. Aku melempar senyumku kepadanya yang selalu diabaikan olehnya.
"Tumben lu telat Yan?", tanya Dimas.
"Iya nih, semalem aku habis mikirin Leni, hehe"
"Haduh, dasar kamu!"
"Hehe", aku hanya bisa cengengesan.
Entah kenapa hari ini aku tidak konsentrasi belajar, aku selalu memandangi Leni dari tempat dudukku. Aku sangat terpesona ole penampilannya hari ini. Dia sangat cantik dengan rambutnya yang digerai itu.
"Andai aku bisa mendapatkan kamu Len", pikirku dalam hati
Aku selalu memandangi dia dari awal masuk kelas sampai pulang sekolah. Aku terus memikirkan dia. Bahkan materi yang diberikan guru pun tak ada yang masuk dalam otakku. Aku kacau hari ini. Entah kenapa aku bisa terbius oleh wajahnya yang sangat cantik itu? Senyuman manisnya selalu membuatku berdebar ketika aku melihatnya. Ya, walau senyuman itu bukan untukku.
Teeeeettttt, bel pulang sekolah berbunyi.
Aku seperti biasa pulang paling terakhir untuk melihat Leni sampai dia dijemput oleh orang tuanya. Dan tentunya ditemani oleh Dimas sahabatku.
"Udah lah Yan, kamu ungkapin aja perasaan kamu itu!"
"Susah Mas, ini ga semudah yang kamu pikirkan"
"Apa salahnya mencoba?"
"Ya tapi aku bahkan belum dekat sama dia Mas"
"Deketin dong!"
"Kamu yakin Mas?"
"Yakin!"
"Tapi kan..."
"Sudahlah, aku yakin kamu bisa! Dibalik kekuranganmu ada kelebihan yang ga dimikilin orang lain! Percaya deh Yan!"
Ucapan Dimas membuatku sedikit bersemangat untuk mendekati Leni.
Aku dan Dimas berpisah di perempatan jalan. Dia menuju arah perkotaan, dan aku ke arah pedesaan.
"Aku pulang ya Mas"
"Iya, hati-hati ya! Inget pesanku oke?!"
"Iya iya, tentu saja"
Sesampainya di rumah, ibu seperti biasa sudah menungguku di depan rumah. Namun kali ini ibu memintaku untuk mengantarnya ke pasar untuk membeli makanan.
"Yan, antar ibu ke pasar yuk!"
"Wah, mau beli makanan yah bu?"
"Iya, ayo buruan!"
"Baik bu"
Aku dan ibu berangkat ke pasar yang berada di daerah perbatasaan kota dan desa. Kami pergi ke pasar menggunakan sepeda butut kesanyanganku karena hanya sepeda ini yang kami punya untuk bepergian.
"Kamu mau makan apa nak?"
"Aku sih terserah ibu saja yang penting tidak memberatkan ibu!"
"Makan ikan aja mau?"
"Iya bu, Ryan mau!"
Setelah selesai membeli ikan, aku dan ibuku segera pulang.
Sesampainya di rumah, aku membantu ibu untuk memasak ikan yang baru saja kami beli di pasar. Aku bahagia sekali hari ini karena bisa makan enak. Jarang-jarang aku makan ikan seperti ini. Setahun 3 kali mungkin.
"Mandi sana kamu Yan, biar ibu yang lanjutin masak!"
"Iya bu."
Aku meninggalkan ibuku yang sedang memasak untuk bergegas mandi.
"Wah, nikmat sekali aromanya!" kataku sambil mengambil piring dan nasi.
"Hehe, siapa dulu yang masak?" , jawab ibu sedikit membanggakan diri.
"Dasar ibu, bisa saja hehe"
"Yaudah ayo makan"
"Iya bu!"
Malam ini, aku makan dengan lahap. Aku bahkan makan 2 piring. Tidak seperti biasanya yang hanya 1 piring. Aku kenyang dan bergegas untuk tidur.
"Bu, aku tidur ya!"
"Iya nak, selamat tidur ya!"
"Iya bu."
Aku berjalan menuju kamarku dengan perlahan karena kekenyangan. Sesampainya di kamar, aku malah tidak bisa tidur. Aku kembali terbayang oleh wajah cantik dan senyum manis Leni. Dia memang selalu berputar di pikiranku tanpa pernah berhenti.
"Ah, aku ga boleh seperti ini terus, aku harus mengungkapkan perasaanku ini. Aku harus melakukan pendekatan sama Leni. Aku ga mau terus hidup dalam cinta yang tak jelas seperti ini. Aku harus melakukan yang Dimas katakan! Harus!", gumamku memotivasi diri sendiri.
"Mulai besok aku harus mendekati dia dan menunjukkan bahwa aku sayang sama dia, aku cinta sama dia! Aku harus bisa mendapatkan cinta yang aku ingin, aku akan berusaha semampuku!" kataku sambil memejamkan mata yang tak lama kemudian aku tertidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar