Jumat, 30 September 2016

Dan September Pun Berakhir

September, 30.

Pagi ini hujan turun cukup deras. Dan aku tertahan di antrian orang-orang yang hendak melapor pajak perusahaan. Ramai sekali hari ini, padahal jam baru menunjukkan pukul 9, bahkan kurang. Kupikir nomor antrian sudah tutup, tapi ternyata belum. Orang-orang yang ramai mengantri adalah wajib pajak pribadi. Dan aku duduk sambil menunggu nomor antrian.

Aku mendapat nomor antrian 162. Sedangkan nomor antrian yang dipanggil baru 21. Menunggulah aku, ditengah keramaian yang entah mengapa aku benci.

Hari ini adalah hari terakhir di bulan September. Bulan dimana aku mulai melihat dunia, dunia yang penuh kepalsuan. Dunia yang terlalu banyak drama, seolah seisi dunia sedang memainkan peran dalam seni teater, padahal mereka sedang tidak berada di panggung. Sambil menunggu 141 nomor, aku memejamkan mata sejenak.

September adalah bulan yang selalu ku tunggu. Kenapa? Karena bulan inilah aku lahir. Jujur saja, aku selalu menantikan, apakah hari ulang tahunku akan spesial? Begitulah pikirku sampai aku sadar, tepatnya setahun yang lalu, bahwa hari ulang tahun bukan lagi sebuah perayaan yang harus dibesar-besarkan. Namun tetap saja, dalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku selalu berharap mendapat kejutan-kejutan dan hadiah yang indah.