Pada suatu hari, tinggallah seekor kucing yang hidup sendirian. Hidupnya selalu kesepian. Walau saat bersama teman kucing lainnya, dia tetap merasa seperti sedang sendirian. Tawanya adalah teriakan hatinya yang sakit. Senyumnya adalah gurat kesedihan yang tak ingin diperlihatkan. Seolah hidupnya selalu bahagia. Padahal itu hanya topeng yang ia buat. Jauh di dasar hatinya, dia sedang bersedih, sangat sedih.
Waktu berjalan sangat lambat, sang kucing melalui hari-hari seperti biasa. Datang ke tempat sampah tiap pagi, siang, sore, dan malam. Berharap ada sedikit sisa makanan yang bisa ia lahap. Mengisi kekosongan di perutnya. Walau hatinya tetap kosong. Hampa. Setidaknya perutnya terisi. Begitu pikirnya.
Hari demi hari berlalu merangkai minggu, minggu demi minggu berlalu menjadi bulan, bulan demi bulan berlalu menuju tahun. Dan hidupnya terus seperti itu. Sepi, seolah tak ada kucing lain yang hidup selain dirinya sendiri, senyap seperti malam yang sangat gelap. Hidupnya benar-benar menyedihkan.
Hingga datanglah hari itu. Hari dimana ia bertemu seekor anjing yang juga sedang mencari makanan. Dia hanya diam melihat jatah makanannya diambil si anjing. Tapi ternyata si anjing mendekatinya. Membagi makanan yang telah ia dapatkan.
"Kenapa kamu memberikan sebagian makanan ini untukku? Apa kamu tidak kekurangan?" tanya kucing itu.
"Tak apa, aku mengerti bagaimana rasanya saat makanan yang kamu temukan justru lebih dulu diambil oleh hewan lain."
Setelah itu mereka bercakap-cakap. Ternyata si anjing yang datang ini memiliki jalan hidup yang hampir sama dengan si kucing. Hidupnya selalu sendirian. Tak ada anjing lain yang mengakuinya, seolah dia tidak ada di dunia. Dan mulailah mereka berdua berteman. Saling mengisi kekosongan hati masing-masing.
Bahagia kembali hadir ke kehidupan mereka. Seolah mereka baru saja terlahir kembali dengan jalan hidup yang berbeda. Bertahun-tahun mereka kesepian, kini sudah tidak lagi. Begitulah pikir mereka. Hingga satu hari, takdir berkata lain. Kucing-kucing dan anjing-anjing lain tak suka melihat seekor kucing berteman dengan seekor anjing. Dimulailah babak baru dalam kehidupan mereka.
Setelah beberapa bulan menyenangkan, hari itu semua berubah kembali. Takdir memang kejam. Hari itu, saat si kucing sedang berjalan sendirian untuk mencari makan, datang seekor anjing besar dengan tatapan galak. Anjing itu adalah anjing terkuat di wilayah itu. Ibaratnya, dia adalah raja anjing disana. Tanpa basa-basi dia menyerang kucing lemah itu. Tanpa perlawan, anjing itu berhasil melumpuhkan si kucing dengan cepat. Setelah itu, si anjing tersebut membalikan badan dan hendak pergi. Namun sejenak anjing itu berhenti lalu mengancam si kucing agar tidak berteman lagi dengan si anjing atau anjing yang berteman dengan si kucing akan berada dalam bahaya.
Malamnya, si anjing kaget melihat si kucing yang penuh luka. Dan lebih kaget lagi karena saat dia datang, si kucing justru pergi meninggalkannya sambil mengatakan bahwa mereka tidak seharusnya bertemu lagi. Apa yang telah terjadi? Begitulah pikir si anjing. Apakah dia melakukan sesuatu yang membuat si kucing marah? Anjing itu hanya diam menatap si kucing yang terus melangkah jauh meski sambil terpincang.
Setelah malam itu, si anjing terus mencari si kucing, namun dia tak pernah menemukannya. Kini si anjing sendirian lagi. Begitupula si kucing. Apa memang mereka ditakdirkan untuk tetap sendiri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar