Aku beranjak dari tempatku berbaring sejak semalam tadi, membiarkan sinar matahari menerpa tubuh mungilku. Melihat-lihat pemandangan sekitar, menghela nafas, membalikkan badan, dan akhirnya kembali ke kasur. Merebahkan tubuhku yang sedari kemarin sangat lemas. Entah kenapa sejak kejadian kemarin lusa, aku merasa semangatku hilang terbawa hembusan angin.
Malam itu, aku sedang mengemudi sepeda motorku, memacunya dengan kecepatan sedang. Malam itu bintang dan bulan terlihat sedang akur duduk berdampingan. Begitu indah. Aku memandangi penuh pesona, berharap dia -orang yang selama ini selalu disampingku- bersamaku malam ini. Menikmati keindahan malam, berceloteh riang di atas motor, bernyayi memecahkan kesunyian malam, dan hal-hal lain yang buat kebanyakan orang terlihat aneh. Namun sayangnya, dia baru saja pergi meninggalkan aku untuk melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Aku mengantarnya sampai bandara hendak mengucapkan salam perpisahan. Berharap dia lekas kembali.
Sehari sebelum dia berangkat, kami sempat pergi bersama, menghabiskan satu hari penuh sebelum dia hilang entah berapa lama. Aku dan dia memang hanya sahabat sajak kecil. Bahkan, kami terus bersama hingga SMK. Lambat laun, hati ini seperti biji kecambah yang disiram air setiap hari. Semakin hari semakin tumbuh membesar. Entahlah perasaan apa itu. Yang jelas, aku tidak ingin jauh-jauh darinya. Tidak suka jika dia bersama laki-laki lain. Cinta? Ah aku tak tau apakah ini cinta atau perasaan yang timbul karena terbiasa bersama.