Aku bertemu dengannya sekitar 2 tahun yang lalu, dan tak perlu berlama-lama aku akhirnya mulai terbiasa bahkan sekarang sudah sangat akrab. Sehari tanpanya seperti sesuatu yang aneh. Ya walaupun dia selalu hadir di hidupku.
Mungkin dia adalah teman sejati yang selama ini aku cari. Ya, rasa sepi. Tanpanya aku seperti bukan diriku yang asli. Tanpanya, aku tak tahu arti dari sendiri. Tanpanya, aku hanya seorang diri. Dan tanpanya, aku tak bisa merasakan kebahagiaan saat dia pergi.
Kami memang sangat akrab, tapi bukan berarti kami bahagia. Lebih tepatnya, aku yang tidak bahagia. Dia selalu hadir walau saat aku bersama teman-temanku. Dan bahkan, dia seolah mengusir teman-teman yang sedang berada di dekatku agar aku kembali bersamanya. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan agar rasa sepi ini menghilang dari hidup ini. Sepi, kapan kau pergi? Aku lelah dengan semua ini. Aku jenuh harus sendiri. Aku juga butuh hari-hari tanpa bersamamu. Apakah itu tak bisa terjadi?
Kini, aku hanya bisa pasrah dan mencoba untuk mengerti. Mengerti bahwa dia tak ingin hidup sendiri, dan aku dijadikannya teman sejati. Memang tidak mengenakan rasanya, tapi aku harus apa? Aku juga tak bisa mengusir rasa sepi ini, lagipula aku sudah terbiasa dengannya.
Berat memang menjalani hidup ini tanpa seorangpun yang mau mengerti kondisi kita, tapi bagaimanapun itu, hidup harus mengalir seperti air. Walau banyak "bebatuan" di depannya, tapi dia tetap mengalir dan melewati "bebatuan" itu. Tinggal kitanya saja yang harus berani untuk menjadi seperti air. Dan akhirnya, kita akan sampai di tempat tujuan untuk bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar